Jangan mengejar Duniamu, nanti Akhirat meninggalkanmu
tapi kejarlah Akhiratmu, maka Dunia mengikutimu.

-Rohana-

Sabtu, 03 Juni 2017

Contoh Surat Pernyataan Bersedia Mengikuti Pendikar Muslim Untan



SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap                  :
Tempat, tanggal lahir      :
Program Studi                   :
Agama                                  :
Alamat                                  :

Sesuai dengan Surat Keputusan Rektor nomor 1540/UN22/DT/2012 tanggal 20 Desember 2012 tentang Pengintegrasian Pendidikan Karakter ke dalam Mata Kuliah Pendidikan Agama Universitas Tanjungpura, dengan ini menyatakan bahwa saya telah memahami dan bersedia mengikuti program ini sebagaimana informasi yang tercantum di website www.pendikar.untan.ac.id
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Pontianak, ..............................................
Mengetahui orangtua/wali                                                                          Yang membuat surat pernyataan

(6000)

.......................................................                                                       ................................................................
(Nama Lengkap)                                                                                               (Nama Lengkap)
                                               



Catatan:
1.       Dikumpulkan satu map bersamaan dengan berkas lainnya di fakultas masing-masing.
2.       Bagi yang beragama Islam diwajibkan mempunyai akun facebook dan bergabung di grup Pendikar Muslim.
3.       Hal-hal yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada Koordinator Umum Pendidikan Karakter Universitas Tanjungpura melalui akun facebook Riadi Budiman atau akun twitter @riadibudiman

Logo Formasi Pgsd Fkip Untan


Rohana Kudus

TUGAS DASAR-DASAR PENDIDIKAN
NAMA KELOMPOK 4
ROHANA
LENIWATI
DEVI

Rohana Kudus (Tokoh Pendidikan Wanita di Indonesia)







Rohana kudus (lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 20 Desember 1884 – meninggal di Jakarta, 17 Agustus 1972 pada umur 87 tahun) adalah wartawan Indonesia. Ia lahir dari ayahnya yang bernama Mohamad Rasjad Maharadja Soetan dan ibunya bernama Kiam. Roehana Koeddoes adalah kakak tiri dari Soetan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia yang pertama dan juga mak tuo (bibi) dari penyair terkenal Chairil Anwar. Ia pun adalah sepupu H. Agus Salim. Rohana hidup pada zaman yang sama dengan Kartini, dimana akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi. Ia adalah perdiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia.
A. Latar belakang
Rohana adalah seorang perempuan yang mempunyai komitmen yang kuat pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Pada zamannya Rohana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan, termasuk kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena-semena dan harus dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangannya Rohana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan.
Walaupun Rohana tidak bisa mendapat pendidikan secara formal namun ia rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai pemerintah Belanda yang selalu membawakan Rohana bahan bacaan dari kantor. Keinginan dan semangat belajarnya yang tinggi membuat Rohana cepat menguasai materi yang diajarkan ayahnya. Dalam Umur yang masih sangat muda Rohana sudah bisa menulis dan membaca, dan berbahasa Belanda. Selain itu ia juga belajar abjad Arab, Latin, dan Arab-Melayu. Saat ayahnya ditugaskan ke Alahan Panjang, Rohana bertetanga dengan pejabat Belanda atasan ayahnya. Dari istri pejabat Belanda itu Rohana belajar menyulam, menjahit, merenda, dan merajut yang merupakan keahlian perempuan Belanda. Disini ia juga banyak membaca majalah terbitan Belanda yang memuat berbagai berita politik, gaya hidup, dan pendidikan di Eropa yang sangat digemari Rohana.
B. Pendidikan dan wirausaha
Berbekal semangat dan pengetahuan yang dimilikinya setelah kembali ke kampung dan menikah pada usia 24 tahun dengan Abdul Kudus yang berprofesi sebagai notaris. Rohana mendirikan sekolah keterampilan khusus perempuan pada tanggal 11 Februari 1911 yang diberi nama Sekolah Kerajinan Amai Setia. Di sekolah ini diajarkan berbagai keterampilan untuk perempuan, keterampilan mengelola keuangan, tulis-baca, budi pekerti, pendidikan agama dan Bahasa Belanda. Banyak sekali rintangan yang dihadapi Rohana dalam mewujudkan cita-citanya. Jatuh bangun memperjuangkan nasib kaum perempuan penuh dengan benturan sosial menghadapi pemuka adat dan kebiasaan masyarakat Koto Gadang, bahkan fitnahan yang tak kunjung menderanya seiring dengan keinginannnya untuk memajukan kaum perempuan. Namun gejolak sosial yang dihadapinya justru membuatnya tegar dan semakin yakin dengan apa yang diperjuangkannya.
Selain berkiprah di sekolahnya, Rohana juga menjalin kerjasama dengan pemerintah Belanda karena ia sering memesan peralatan dan kebutuhan jahit-menjahit untuk kepentingan sekolahnya. Disamping itu juga Rohana menjadi perantara untuk memasarkan hasil kerajinan muridnya ke Eropa yang memang memenuhi syarat ekspor. Ini menjadikan sekolah Rohana berbasis industri rumah tangga serta koperasi simpan pinjam dan jual beli yang anggotanya semua perempuan yang pertama di Minangkabau.
Banyak petinggi Belanda yang kagum atas kemampuan dan kiprah Rohana. Selain menghasilkan berbagai kerajinan, Rohana juga menulis puisi dan artikel serta fasih berbahasa Belanda. Tutur katanya setara dengan orang yang berpendidikan tinggi, wawasannya juga luas. Kiprah Roehana menjadi topik pembicaraan di Belanda. Berita perjuangannya ditulis di surat kabar terkemuka dan disebut sebagai perintis pendidikan perempuan pertama di Sumatera Barat.
Keinginan untuk berbagi cerita tentang perjuangan memajukan pendidikan kaum perempuan di kampungnya ditunjang kebiasaannya menulis berujung dengan diterbitkannya surat kabar perempuan yang diberi nama Sunting Melayu pada tanggal 10 Juli 1912. Sunting Melayu merupakan surat kabar perempuan pertama di Indonesia yang pemimpin redaksi, redaktur dan penulisnya adalah perempuan.
Kisah sukses Rohana di sekolah kerajinan Amai Setia tak berlangsung lama pada tanggal 22 Oktober 1916 seorang muridnya yang telah didiknya hingga pintar menjatuhkannya dari jabatan Direktris dan Peningmeester karena tuduhan penyelewengan penggunaan keuangan. Rohana harus menghadapi beberapa kali persidangan yang diadakan di Bukittinggi didampingi suaminya, seorang yang mengerti hukum dan dukungan seluruh keluarga. Setelah beberapa kali persidangan tuduhan pada Rohana tidak terbukti, jabatan di sekolah Amai Setia kembali diserahkan padanya, namun dengan halus ditolaknya karena dia berniat pindah ke Bukittinggi.
Di Bukittinggi Rohana mendirikan sekolah dengan nama “Rohana School”. Rohana mengelola sekolahnya sendiri tanpa minta bantuan siapa pun untuk menghindari permasalahan yang tak diinginkan terulang kembali. Rohana School sangat terkenal muritnya banyak, tidak hanya dari Bukittinggi tapi juga dari daerah lain. Hal ini disebabkan Rohana sudah cukup populer dengan hasil karyanya yang bermutu dan juga jabatannya sebagai Pemimpin Redaksi Sunting Melayu membuat eksistensinya tidak diragukan.
Tak puas dengan ilmunya, di Bukittinggi Rohana memperkaya keterampilannya dengan belajar membordir pada orang Cina dengan menggunakan mesin jahit Singer. Karena jiwa bisnisnya juga kuat, selain belajar membordir Roehana juga menjadi agen mesin jahit untuk murid-murid di sekolahnya sendiri. Rohana adalah perempuan pertama di Bukittinggi yang menjadi agen mesin jahit Singer yang sebelumnya hanya dikuasai orang Tionghoa.
Dengan kepandaian dan kepopulerannya Rohana mendapat tawaran mengajar di sekolah Dharma Putra. Di sekolah ini muridnya tidak hanya perempuan tapi ada juga laki-laki. Rohana diberi kepercayaan mengisi pelajaran keterampilan menyulam dan merenda. Semua guru di sini adalah lulusan sekolah guru kecuali Rohana yang tidak pernah menempuh pendidikan formal. Namun Roehana tidak hanya pintar mengajar menjahit dan menyulam melainkan juga mengajar mata pelajaran agama, budi pekerti, Bahasa Belanda, politik, sastra, dan teknik menulis jurnalistik.
Rohana menghabiskan waktu sepanjang hidupnya dengan belajar dan mengajar. Mengubah paradigma dan pandangan masyarakat Koto Gadang terhadap pendidikan untuk kaum perempuan yang menuding perempuan tidak perlu menandingi laki-laki dengan bersekolah segala. Namun dengan bijak Rohana menjelaskan “Perputaran zaman tidak akan pernah membuat perempuan menyamai laki-laki. Perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibanya. Yang harus berubah adalah perempuan harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan”. Emansipasi yang ditawarkan dan dilakukan Rohana tidak menuntut persamaan hak perempuan dengan laki-laki namun lebih kepada pengukuhan fungsi alamiah perempuan itu sendiri secara kodratnya. Untuk dapat berfungsi sebagai perempuan sejati sebagaimana mestinya juga butuh ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk itulah diperlukannya pendidikan untuk perempuan.
C. Pergerakan
Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Rohana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda. Rohana pun mempelopori berdirinya dapur umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan. Dia juga mencetuskan ide bernas dalam penyelundupan senjata dari Kotogadang ke Bukittinggi melalui Ngarai Sianok dengan cara menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan yang kemudian dibawa ke Payakumbuh dengan kereta api.
Hingga ajalnya menjemput, dia masih terus berjuang. Termasuk ketika merantau ke Lubuk Pakam dan Medan. Di sana dia mengajar dan memimpin surat kabar Perempuan Bergerak. Kembali ke Padang, ia menjadi redaktur surat kabar Radio yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang dan surat kabar Cahaya Sumatera. Perempuan yang wafat pada 17 Agustus 1972 itu mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara, serta menjadi kebanggaan bagi kaum hawa yang diperjuangkannya.
Demikianlah Rohana Kudus menghabiskan 88 tahun umurnya dengan beragam kegiatan yang berorientasi pada pendidikan, jurnalistik, bisnis dan bahkan politik. Kalau dicermati begitu banyak kiprah yang telah diusung Rohana. Selama hidupnya ia menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974), pada Hari Pers Nasional ke-3, 9 Februari 1987, Menteri Penerangan Harmoko menganugerahinya sebagai Perintis Pers Indonesia. Dan pada tanggal 6 November 2007 pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Jasa Utama.
Referensi
Dasar-dasar ilmu pendidikan (umum dan Agama Islam)/Hasbullah.-Ed. Revisi,-Cet.11.-Jakarta;Rajawali Pers, 2013.

Problema Kependidikan di Kubu Raya Kalimantan Barat



NAMA                                   : ROHANA
NIM                                        : F1081151009
KELAS                                  : 2C REGULER
MATA KULIAH                  : DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU         : Dra. Hj. SURYANI, M.Si

Problema Kependidikan yang ada di Kubu Raya
dan Sekitarnya

Kabupaten Kubu Raya adalah kabupaten baru, yakni pemekaran dari kabupaten Pontianak, tepat nya berdiri pada bulan juli 2007. Dalam bidang pendidikan kabupaten Kubu Raya cukup berhasil dalam bidang pendidikan dan sangat mementingkan kualitas suatu pendidikan. Namun ada hal-hal yang tidak terlihat oleh pemerintah dan tidak menjadi prioritas utama yaitu kurangnya tenaga pengajar yang professional dalam mencerdaskan anak bangsa, jika system pendidikan yang ada di Kubu Raya baik maka system pendidikan di Kubu Raya dapat menjadi tolak ukur bagi kabupaten lainnya.
            Diantara permasalahan yang ada yakni kurang nya tenaga pengajar didaerah tertentu khususnya di Wilayah Kubu Raya tepat nya di Sekolah Menengah Atas yang penulis pernah duduki. Padahal seharusnya sekolah-sekolah melakukan perekrutan guru agar tidak terjadi kekosongan dalam pemberian materi pengajaran, meskipun standar kompetensi yang dimiliki belum memenuhi standar kependidikan pengajaran, namun mereka dapat menjadi fasilitator bagi siswa-siswi. Jika perekrutan ini tidak dilakukan maka akan banyak mata pelajaran yang tidak ada gurunya dan juga perekrutan harus memenuhi standar untuk pengajaran, dengan memberikan tes kepada tenaga pengajar agar guru yang akan memberikan pengajaran dapat standarisasi.
            Selain permasalahan pada kurangnya tenaga pengajar, baru-baru ini juga terungkapnya permasalahan antara guru dan orang tua murid terkait dengan seorang guru yang menggunting rambut siswa nya demi kedisiplinan, namun orang tua sang murid tidak menerima atas pemotongan rambut anak nya sehingga orang tua murid tersebut datang kerumah guru dan langsung memotong rambut sang guru. kasus ini menjadi sorotan bagi guru-guru yang ada di Terentang tempat kasus tersebut. Tak hanya tersebar di kalangan masyarakat sekitar melainkan hingga ke Pontianak, karna kasus tersebut di bawa hingga ke ranah Hukum, mengapa tidak? Guru yang merasa juga tidak menerima atas perlakuan orang tua sang murid tersebut melaporkan kepada pihak Kapolsek terhadap tindakan yang dilakukan oleh mereka, pihak Kapolsek siap memeditasi permasalahan ini sebab orang tua murid juga hendak membuat laporan atas guru tersebut dengan ancaman undang-undang perlindungan anak, jika ini terjadi tentunya masalah ini semakin besar. Namun selanjutnya pihak kepolisian lebih memilih kedua belah pihak bisa menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.
            Berdasarkan permasalahan kependidikan yang ada di Kubu Raya ini yakni terkait permasalahan kurang nya tenaga pengajar dan kasus seorang guru dan orang tua murid ini, penulis mengharapkan kepada pemerintah Kabupaten Kubu Raya untuk terus meningkatkan system kependidikan yang lebih baik lagi dengan merekrut guru agar sekolah-sekolah yang terdapat kekurangan tenaga pengajar akan dengan mudah mendapat tenaga pengajar untuk setiap mata pelajaran tentunya guru yang proposional. Dan dengan adanya masalah guru dan orang tua murid yang terjadi di Terentang, kubu raya, menjadi contoh buat kita khusus nya penulis sebagai calon guru untuk mendidik murid lebih baik lagi dan bagi para orang tua seharusnya harus lebih peka terhadap peraturan lingkungan sekolah, jika orang tua dapat mendukung perkembangan belajar anak di sekolah, maka akan sangat memungkin kan hasil belajar seorang anak menjadi lebih baik, khusus nya pada moral sang anak. Moral anak anak tak hanya di ajarkan di sekolah namun peran di lingkungan keluarga juga begitu penting, karna dari lingkungan keluarga lah menjadi dasar bagi anak untuk mendapatkan pengajaran moral yang baik dari orang tua jadi seyogyanya orang tua bertindak atau berprilaku yang baik untuk menjadi contoh bagi si anak.
            Penulis mengharapkan para masyarakat juga ikut berpartisipasi dan jadilah masyarakat yang produktif yakni yang peduli akan pendidikan serta ikut serta dalam mensukseskan program kependidikan pemerintah dalm upaya mencetak generasi-generasi yang dapat meningkatkan jati diri keluarga, masyarakat serta bangsa dan Negara.
*Terima Kasih*